Sabtu, 03 September 2011

ASEAN BLOGGER FT. KOMUNITAS ASEAN 2015


Komunitas ASEAN 2015? apa ya itu ?  Hmmmm……
Saya pun cukup pusing untuk menjelaskannya. Saya cari-cari di internet, masih cukup bingung, saya cari di dapur malah ketemu si kari yang lezat. Saya cari  di hatinya pujaan hati saya, malah cuma nemu senyum manis yang mentsunamikan hatiku.
Setahu saya sih, komunitas ASEAN 2015 itu semacam Uni Eropa gitu. Komunitas ini mempunyai 3 pilar utama yaitu : komunitas keamanan, ekonomi, dan sosial budaya. Di mana dalam komunitas  ini, para Negara-negara anggota bisa melakukan interaksi yang lebih dekat dan intens.
Namun, kedekatan dan ke-intensan ini, seakan-akan hanya nampak seperti kedekatan antar pemimpin  Negara, bukan kedekatan antar bangsa dan rakyat sesama anggota komunitas ASEAN 2015. Di Indonesaia, ASEAN bagi sebagian besar rakyat biasa hanyalah sebuah bab pada salah satu  pelajaran yang diujikan untuk mengisi nilai di ijazah mereka, atau bahkan hanya dianggap sebagai sebuah akronim yang tak punya manfaat bagi kehidupan mereka.
Hal ini sungguh ironis, mengingat bahwa sebenarnya ASEAN mempunyai banyak pengaruh dalam hidup mereka, salah satunya adalah adanya rasa aman dari gangguan-gangguan dari Negara-negara anggota. ASEAN. Apabila ironi ini terus berkelanjutan hingga tahun 2015, maka bisa-bisa komunitas ASEAN 2015 yang dibentuk akan menjadi mubazir, karena apabila tidak ada kepedulian terhadap komunitas ASEAN 2015 dari para rakyat Negara-negara anggota, maka kedekatan interaksi hanya akan bisa dirasakan oleh para pemimpin Negara. Apalah gunanya kedekatan para pemimpin jika rakyatnya saling berjauhan? bahkan bisa pula terjadi permusuhan antar rakyat Negara-negara anggota, apabila tetap tidak ada kepedulian terhadapa ASEAN dari rakyat biasa. Dan apabila hal ini terjadi, maka pendapat saya adalah jangan membentuk komunitas ASEAN.
Tantangan lain terhadap komunitas ASEAN, selain mendekatkan rakyat dari Negara-negara anggota adalah tentunya menjaga keamanan di Asia Tenggara, stabilitas atau kalau bisa peningkatan ekonomi Negara-negara anggota komunitas ASEAN 2015 serta menjaga kestabilan sosial dan melestarikan budaya, sesuai dengan 3 pilar utama komunitas ASEAN 2015, yaitu komunitas keamanan, ekonomi, dan social budaya. Oleh karena itu, harapan saya terhadap komunitas ASEAN 2015 tidak terlalu jauh dari tantangan-tantangan yang telah saya paparkan. Di antaranya adalah menjaga keamanan di Asia Tenggara, menstabilkan atau malah meningkatkan perekonomian Negara-negara anggota komunitas ASEAN 2015, serta melestarikan budaya dan menjaga kestabilan sosial.
Selain hal-hal tersebut, saya juga berharap komunitas ASEAN 2015 tidak hanya seakan-akan menjadi forum terbatas bagi para pemimpin-pemimpin Negara- Negara anggota Komunitas ASEAN 2015.  Mungkin hal tersebut bisa diwujudkan apabila dalam pertemuan komunitas ASEAN tidak hanya mendatangkan para pejabat – pejabat Negara atau orang-orang sakti bin prestasi dalam sebuah atau berbagai bidang. Dalam pertemuan komunitas ASEAN 2015, bisa diundang berbagai komponen masyarakat mulai dari seorang hansip, ketua RW, anggota dinas pertamanan, para penyapu jalanan, guru, pelajar, pemilik supermarket, manager pabrik, hingga tukang sayur. Layaknya upacara 17 Agustus, di mana berbagai komponen masyarakat diundang untuk mengikuti upacara. Saya menyadari bahwa kapasitas penampungan undangan dalam pertemuan komunitas ASEAN 2015 mungkin tidak mencukupi bila semua orang yang disebutkan tadi mengikuti pertemuan tersebut. Namun setidaknya saya berharap ada perwakilan dari rakyat jelata, yang tentunya bukanmerupakan bagian dari para pejabat ataupun orang sakti bin berprestasi. Setidaknya ada 5 atau 8 orang agar semua lapisan masyarakat bisa meresapi makna dan manfaat komunitas ASEAN 2015.
Oleh karena itu, untuk mengatasi tantangan-tantangan terhadap komunitas ASEAN 2015, sekaligus mewujudkan harapan dari penulis tentang komunitas ASEAN 2015, dibutuhkan kerjasama dari berbagai komponen masyarakat. Mulai dari ketua RT, tukang sayur, bos peternakan, pemilik supermarket, guru, dinas pertamanan, para pejabat, dan tentunya para Blogger juga.
Peran para blogger  ASEAN / ASEAN Blogger juga bisa dikatakan sangat penting. Sebelum sampai kepada peran ASEAN Blogger itu sendiri, kembali menurut versi saya sendiri yang mudah-mudahan tidak keliru, atau setidaknya tidak terlalu jauh dari pengertian ASEAN Blogger yang sebenarnya. Menurut saya, ASEAN Blogger itu adalah kumpulan dari Blogger-Blogger yang merupakan Negara-negara anggota ASEAN. Baik Blogger muda, balita, dewasa, ataupun lanjut usia. Baik Blogger tolol, normal, gila, sakti, maupun berprestasi. Baik Blogger awam maupun professional. Pokoknya mereka merupakan warga Negara dari Negara-negara anggota ASEAN.
Salah satu peran ASEAN Blogger yang pasti adalah sebagai sie humasnya ASEAN. Blogger akan mempublikasikan berbagai hal tentang ASEAN, namun mungkin itu hanya bagi mereka yang bersedia. Jadi, berbagai informasi tentang ASEAN bisa sampai ke rakyat biasa. Karena sekarang sudah sangat banyak warga Negara dari Negara-negara ASEAN yang memiliki blog. Terlebih karena membuat blog itu gratisan dan mudah. Sekali lagi, tantangannya adalah kesediaan mereka.
Kemudian peran berikutnya yang bisa dilakukan oleh ASEAN Blogger adalah sebagai trias politica, sebuah teori fungsi Negara yang dikemukakan oleh Montesquie. Montesquie menyatakan bahwa fungsi Negara mencakup 3 tugas pokok yaitu : legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
ASEAN Blogger  bisa berperan sebagai  legislatif (membuat undang-undang) dalam komunitas ASEAN 2015, ASEAN Blogger bisa menuangkan berbagai idenya untuk mewujudkan komunitas ASEAN 2015. Selain itu Blogger juga bisa memberi masukan-masukan kepada para pejabat ASEAN tentang apa yang seharusnya dilakukan , apa yang seharusnya ditetapkan, dan apa pula yang sebaiknya tak diterapkan didalam komunitas ASEAN, agar bisa mewujudkan komunitas ASEAN 2015.
Sekecil apapun, segila apapun, se”Nampak” tak berguna apapun, dan bagaimanapun ide seorang Blogger, bisa dikembangkan oleh Blogger lain ataupun non Blogger, untuk menjadi sebuah ide besar nan luar biasa. Seperti atom-atom atau penyusunnya, yang meskipun kecil, namun mempunyai dampak yang luar biasa. Sebagian besar Blogger sering meluangkan waktunya untuk mencari ide-ide baru, untuk memperbarui blog mereka. Dari kebisaaan itu, ASEAN Blogger tidak akan terlalu kesulitan untuk mencari ide-ide untuk mewujudkan dan mengembangkan komunitas ASEAN 2015. Namun sekali lagi tak semua ASEAN Blogger bersedia melakukan hal tersebut.
ASEAN Blogger juga bisa berperan sebagai eksekutif (pelaksana undang-undang), namun di sini adalah eksekutif dalam arti luas, bukan dalam arti sempit, yang mengerucut pada kata “pemerintah” karena semua warga Negara harus patuh (melaksanakan) undang-undang atau aturan yang berlaku. Dan hal itu pulalah yang dilakukan oleh ASEAN Blogger terhadap undang-undang atau peraturan yang diberlakukan  di dalam komunitas ASEAN 2015. Mau tak mau mereka harus mematuhi dan melaksanakan aturan yang berlaku apabila melanggar, seharusnya dihukum.
Peran ASEAN Blogger yang lain adalah sebagai pelaksana fungsi yudikatif (mengawasi/mengadili). Para Blogger bisa menjadi “baby sitter” alias pengawas bagi para pejabat maupun masyarakat dari Negara-negara anggota ASEAN. Blogger ASEAN bisa mengawasi para masyarakat melalui dunia maya, maupun dari media cetak, apabila ada masyarakat atau Negara yang nakal, maka ASEAN Blogger bisa menindak mereka melalui dunia maya. Mereka bisa melakukan cemoohan kepada para pelanggar, memboikot situs-situs penting Negara atau organisasi yang bersangkutan, hingga menghubungi pihak Mahkamah Internasional ataupun PBB. Bahkan ASEAN Blogger bisa mengajak para cyberman diseluruh dunia pada khususnya, dan masyarakat dunia pada umumnya, untuk mengucilkan Negara atau organisasi yang nakal tersebut. Namun kesediaan marupakan satu masalah yang harus diselesaikan agar fungsi ini bisa berjalan.
Kesediaan menjadi suatu masalah dalam mewujudkan komunitas ASEAN 2015, terutama dalam mewujudkan peran ASEAN Blogger versi saya. Namun hal itu bisa diatasi apabila ada semacam “prize” bagi para Blogger yang bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi legislator ataupun yudikator. Hal ini bisa dilakukan dengan mengadakan lomba bagi ASEAN Blogger secara rutin, misalnya tiap bulan ada hadiah uang tunai Rp. 200.000 bagi postingan terbaik, dan Rp. 50.000 bagi postingan yang beruntung. Dengan begitu, akan semakin banyak Blogger yang tertarik untuk memposting tentang komunitas ASEAN 2015. Jika tidak ada prize, mungkin sebagian besar Blogger akan malas untuk memposting tentang komunitas ASEAN 2015, toh komunitas tersebut juga bukan hal popular yang banyak dicari oleh netter, dan idak akan terlalu  berpengaruh pada pengunjung blog mereka. Jadi, 1 lagi harapan saya adalah diadakannya lomba rutin tiap bulan, juga undian tiap bulan. Dimana pemenangnya bisa menghadiri pertemuan komunitas ASEAN 2015 pula.
Itulah berkilas-kilas pendapat saya tentang komunitas ASEAN 2015 dan juga ASEAN Blogger. Semoga postingan ini tidak membuat anda jera untuk membaca postingan saya yang lain.
Salam tahu basa yang sudah basi, bukan makanan layak untuk wonk biasa, wassalam.